Search JuraganBuku.com:

Friday, January 23, 2009

Karto kesengsem berat sama Jumiyati, tetangga baru yang tinggal di rumah 3 lantai. Dan dari gayanya si Jumiyati, kayaknya dia juga suka ama Karto. Tapi sayang Jumiyati sudah punya suami.

Ketika suatu hari lakinya si Jumiyati pergi, kedua sejoli itu langsung nggak melewatkan kesempatan itu. Tapi Karto tak mau bertempur tanpa persiapan dulu.

Sebelum ke rumah Jumiyati dipanggilnya kedua sobatnya, Joko dan Bakri. Mereka disuruh mencari sarung. Nanti sewaktu Karto sedang asyik masyuk dengan Jumiyati di kamar yang terletak di lantai 3, mereka berdua harus siap-siap dengan sarung itu di bawah jendela.

Siapa tahu lakinya Jumiyati mendadak datang, Karto bisa langsung loncat lewat jendela dan mereka tampung pake sarung di bawah.

Beres, Karto langsung masuk rumah Jumiyati dan mereka naik ke kamar di lantai 3.

Eh lagi asik-asiknya bermesraan mendadak bel di pintu depan berbunyi. Jumiyati pun langsung berbenah diri secepat mungkin sementara Karto langsung loncat dari jendela.

Jumiyati turun dan membuka pintu depan. Ternyata bukan suaminya, tapi 2 orang pria yang berdiri dengan sikap canggung.

"Mpok Jumiyati ya", kata salah satu pria itu.

"Iya, ada apa nih?"

"Begini Mpok. Tolong bilangin sama bang Karto, sarungnya belum ketemu......"

Keep Reading:
fast connection / slow connection

end of post, 0 comments

Thursday, January 22, 2009

Ke Dokter Kelamin

Ada seorang pasien pria berusia sekitar 30 tahunan yang tampak gelisah mondar-mandir di depan pintu peraktek seorang dokter. Entah karena udah tidak tahan dengan sakitnya atau karena tidak sabar menunggu panggilan, akhirnya sampai juga giliran namanya dipanggil untuk diperiksa.

Dokter : "selamat malam ada yang bisa saya bantu?"
Pasien : "iya dok, begini saya ada masalah dengan anu saya. tapi janji ya dok, dokter jangan ketawa.."
Dokter : "baik... saya janji tidak akan tertawa."
Pasien : "baiklah..." (sambil pelan-pelan dia buka celananya akhirnya terpampanglah anunya)

tiba-tiba si dokter tertawa terpingkal-pingkal tidak bisa menahan tawanya melihat anu si pasien yang hanya sebesar pensil 2b.

Pasien : (cemberut) "dokterkan tadi janji tidak tertawa."
Dokter : "oh maaf.... (dengan susah payah menahan tawanya) baiklah, saya tidak akan tertawa lagi. nah sekarang apa keluhan anda?"
Pasien : "begini dok... milik saya ini sudah tiga hari ini bengkak seperti ini..."

Dokter akhirnya tak kuat menahan tawanya lagi...

Keep Reading:
fast connection / slow connection

end of post, 0 comments